Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengklaim jalan tol Semarang-Demak seksi 1 (Semarang/Kaligawe-Sayung) sepanjang 10,64 km dapat mengatasi banjir dan rob daerah sekitar. Dalihnya, memiliki sistem polder atau dilengkapi tanggul laut serta kolam retensi, pompa, pintu air, dan sistem drainase regional.
"Sistem polder ini akan terintegrasi dengan tanggul yang dibangun Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana dan menjadi satu kesatuan sistem yang berfungsi untuk me-manage banjir dan rob," kata Sekretaris Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR, Abram Elsajaya Barus.
Jalan tol Semarang-Demak sepanjang 26,95 km dibangun dalam 2 seksi dengan skema kerja sama antara pemerintah dan badan usaha (KPBU) dan dukungan pemerintah (viability gap fund/VGF). Seksi 1 merupakan porsi pemerintah.
Pekerjaan seksi 1 dibagi menjadi 3. Paket 1A mencakup peninggian Jembatan Kaligawe, elevated freeway, dan pile slab; Paket 1B meliputi tanggul laut dan main road, on/off ramp, Jembatan Kali Babon dan Sayung, serta rest area dan gerbang tol; dan Paket 1C terdiri dari pembangunan kolam retensi Terboyo 189 ha dan Sriwulan 28 ha serta Rumah Pompa Terboyo dan Sriwulan.
Adapun seksi 2 (Sayung-Demak) sepanjang 16,31 km dikerjakan badan usaha jalan tol (BUJT) PT Pembangunan Perumahan Semarang Demak (Persero) Tbk. Melansir situs web Kementerian PUPR, pekerjaan dilakukan sejak Januari 2022 dengan anggaran Rp4,3 triliun.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi V DPR, Roberth Rouw, meminta Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak agar masalah banjir dan rob teratasi.
Pada kesempatan sama, Bupati Demak, Eisti'anah, mengungkapkan, pihaknya tidak bisa bekerja sendiri dalam mengatasi banjir dan rob. Oleh karena itu, perlu kolaborasi dengan pemerintah porvinsi dan kementerian terkait.